Makadari itu muncullah nama Prabu Siliwangi yang lebih populer. Siliwangi sendiri berasal dari kata “silih” dan “wewangi” dimana kata “silih” memiliki arti sebagai pengganti. Arti lengkapnya dapat dinyatakan sebagai ‘Pengganti Prabu Wangi’. - Inilah kata kata siliwangi, pembahasan tentang aneka hal yang erat kaitannya dengan kata kata siliwangi serta keajaiban-keajaiban dunia sejumlah artikel penting tentang kata kata siliwangi berikut ini dan pilih yang terbaik untuk Anda.…yang berburu kujang Prabu Siliwangi untuk kepentingan bisnis semata, menjualnya dengan harga tinggi kepada para pencari kekuatan pusaka kujang Siliwangi. Demikianlah pembahasan seputar kujang kembar Prabu Siliwangi ini. Semoga bermanfaat!……pengingat terhadap pendamping setianya, siluman Harimau Putih. Asal Mula Nama Prabu Siliwangi Kapan Prabu Pamanah Rasa menggunakan nama Prabu Siliwangi? Dari sejarahnya, nama Prabu Siliwangi dipakainya setelah memutuskan untuk memeluk…Ada kisah menarik mengenai makam Prabu Siliwangi. Suatu ketika, Prabu Siliwangi meninggalkan keratonnya. Ia diiringi para ksatria pengawalnya. Diantaranya Eyang Ki Santang, yang terkenal dengan julukan Gagaklumayung. Sang Prabu juga……Runting merupakan salah satu senjata Prabu Siliwangi, Keris Naga Runting terbuat dari bilahan paku emas yang ditempa sepipih mungkin dan dirajah dengan dengan pahatan kepala serta ekor ular yang dimoncongkan……MEMBUNUH PRABU SILIWANGI Pada beberapa cerita rakyat diketahui bahwa Kian Santanglah yang telah membunuh Prabu Siliwangi, ayahnya sendiri. Pasalnya, Prabu Siliwangi sangat teguh untuk tidak memeluk agama Islam yang disyiarkan……dikenal dengan nama Prabu Siliwangi. Di akhir masa pemerintahannya, Prabu Siliwangi dikabarkan menghilang, dan sampai sekarang masih merupakan misteri dimanakah beliau berada, sebelum itu beliau meninggalkan pesan-pesan untuk pengikutnya. Pesan-pesan……roman raja yang berpindah tempat dari timur ke barat. Di Jawa Barat Sri Baduga ini lebih dikenal dengan nama Prabu Siliwangi. Nama Siliwangi sudah tercatat dalam kropak 630 sebagai lakon……tidak, dengan kata Siliwangi, kita dituntut untuk hidup rukun sesama bangsa. Siliwangi yang berasal dari Silih saling dan Wangi harum itu menyuruh umat untuk saling mengharumkan nama sesamanya. Melalui Kala……mereka? Katanya, kekuasaannya membentang sejak Kali Cipamali di timur terus ke barat pada daerah yang disebut sekarang Jawa Barat dengan Prabu Siliwangi sebagai salah seorang rajanya yang bijaksana. Betulkah? Sejarah…Demikianlah beberapa ulasan tentang kata kata siliwangi. Jika Anda merasa belum jelas, bisa juga langsung mengajukan pertanyaan kepada MENARIK LAINNYAmanfaat pohon kaboa, polo artinya dalam bahasa Jawa, kuku perkutut, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera KASILIWANGI. Kereta api Siliwangi merupakan kereta api penumpang lokal kelas ekonomi yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia (KAI) untuk melayani lintas Sukabumi - Cipatat dan rencananya akan berlanjut hingga Padalarang. Kata "Siliwangi" diambil dari salah satu pemimpin Kerajaan Sunda Galuh, Prabu Siliwangi . Prof. Dr. Ayatrohaedi kedua dari kanan bersama para profesor Universitas Indonesia. Repro 65=67 Catatan Acak-acakan dan Cacatan Apa Adanya. Prabu Siliwangi telah menjadi identitas orang Sunda. Mereka meyakini bahwa Prabu Siliwangi adalah Sri Baduga Maharaja, raja Kerajaan Pajajaran. Namun, Prof. Dr. Ayatrohaedi, arkeolog, ahli bahasa, peneliti sejarah Sunda, dan guru besar arkeologi Fakultas Sastra Universitas Indonesia, punya pendapat berbeda mengenai jati diri Prabu Siliwangi. Dia juga meluruskan bahwa nama kerajaan yang benar adalah Sunda sedangkan Pajajaran, lengkapnya Pakwan Pajajaran, adalah ibukotanya. Ayat memiliki pendapat bertentangan setelah meneliti Naskah Wangsakerta dari Cirebon sejak akhir tahun 1970-an. Naskah berbahasa Cirebon ini ditulis selama 21 tahun 1677-1698 dengan aksara Jawa dan tebal tiap buku atau jilid sekitar 200 halaman. Para penyusunnya mengatakan bahwa Naskah Wangsakerta adalah “buku induk” riwayat Nusantara untuk menjadi pegangan bagi mereka yang ingin mengetahui riwayat dan kisah tanah kelahiran dan para leluhur mereka. “Dalam kaitannya dengan tokoh Prabu Siliwangi, naskah itu bagiku merupakan pembuka jalan untuk memasuki kegelapan mengenai tokoh itu,” kata Ayat dalam memoarnya, 65=67 Catatan Acak-acakan dan Cacatan Apa Adanya. Menurut naskah itu, kata Ayat, sebenarnya tidak ada raja Sunda bernama Prabu Siliwangi. Nama itu hanyalah julukan bagi raja-raja Sunda yang menggantian Prabu Wangi yang gugur di Bubat. Prabu Wangi sendiri nama sebenarnya adalah Prabu Linggabhuwana atau dalam Carita Parahiyangan disebut Prabu Maharaja. Julukan Prabu Wangi diberikan kepadanya oleh rakyatnya karena ketegarannya mempertahankan martabat Sunda ketika, akibat kelicikan Mahapatih Gajah Mada, bersama semua pengiring, pengawal, dan putrinya yang cantik jelita, Dyah Pitaloka, gugur dalam pertempuran melawan Majapahit pada 1357. Julukan itu sebagai penghormatan terhadap semua jasa dan pengabdian sang raja sehingga namanya menjadi wangi atau harum. “Lalu, raja-raja sesudahnya dikenal sebagai Prabu Siliwangi yang maksudnya asilih prabu wangi atau menggantikan Prabu Wangi’,” kata Ayat. Ada berapa raja Sunda yang menggantikan Prabu Wangi? Menurut Ayat, Naskah Wangsakerta dan Carita Parahiyangan mencatat jumlah yang sama, yaitu delapan raja. “Di sinilah aku berbeda paham dengan sejawat peneliti sejarah Sunda. Mereka hanya mengakui Sri Baduga Maharaja 1482-1521 sebagai Prabu Siliwangi, sementara aku mengakui ada delapan orang raja berjuluk Prabu Siliwangi. Sama dengan kepercayaan orang Jawa yang menganggap bahwa ada lima raja bernama Prabu Brawijaya,” kata Ayat. Gelar Prabu Siliwangi tidak disematkan pertama kepada Mangkubumi Bunisora yang memegang tampuk pemerintahan ketika kakaknya, Prabu Linggabhuwana berada dan gugur di Bubat. Sebagai adik yang menjabat mangkubumi atau perdana menteri, Bunisora tidak dianggap sebagai pengganti Linggabhuwana karena Naskah Wangsakerta selalu menyatakan dia sebagai “raja penyelang.” Dia memegang pemerintahan karena rajanya bepergian. Para peneliti Sunda menganggap Sri Baduga Maharaja sebagai raja Sunda terbesar. Namun, Ayat mempertanyakan mungkinkah Sri Baduga Maharaja dapat disebut sebagai raja terbesar dan masih sempat meluaskan wilayahnya, sementara itu dia harus menghadapi pasukan Islam dari Demak dan Cirebon? Bukankah untuk mempertahankan dirinya saja, dia harus mencari bantuan kepada Portugis yang menduduki Malaka sejak tahun 1511. Dari semua pengganti Prabu Wangi, dia yang kedua lamanya dalam memerintah selama 39 tahun 1482-1521. Namun, tidak mengalahkan Niskala Wastukancana yang berkuasa selama 104 tahun 1371-1475. Selain sebagai raja terbesar, para peneliti sejarah Sunda juga menyebut Sri Baduga Maharaja sebagai raja terakhir. Ayat kembali mempertanyakan bukankah Kerajaan Sunda baru runtag runtuh tahun 1579, 58 tahun setelah Sri Baduga Maharaja meninggal? Sedangkan Naskah Wangsakerta menyebut bahwa raja Sunda terakhir adalah Suryakancana atau dalam Carita Parahayiangan bernama Nu Siya Mulya yang memerintah selama 12 tahun 1567-1579. “Dengan mengikuti Naskah Wangsakerta berarti raja terbesar adalah Niskala Wastukancana sebagai Prabu Siliwangi I sedangkan raja terakhir adalah Suryakancana yang berjuluk Prabu Siliwangi VIII,” kata Ayat. Ayat menyadari tidak mudah mengubah pendapat orang. Hingga sekarang pun barangkali masih banyak yang mengamini pendapat bahwa Prabu Siliwangi hanya seorang raja yaitu Sri Baduga Maharaja. “Baru mereka yang mendalami sumber sejarah secara lebih daria sungguh-sungguh yang mulai menerima pendapatku. Tidak apa,” kata Ayat. SaurPrabu Siliwangi ka balad Pajajaran anu milu mundur dina sateuacana ngahiang : “Lalakon urang ngan nepi ka poé ieu, najan dia kabéhan ka ngaing pada satia! Kata merupakan segala-galanya dalam hidup dan kehidupan manusia, saya bukan bermaksud mengatakan bahwa bukan Tuhan yang merupakan segalanya , bukan itu yang saya maksudkan. Tapi FilterFashion PriaSepatu PriaBatik PriaPerhiasan PriaBukuBuku Remaja dan AnakSosial PolitikRumah TanggaPerawatan TubuhMasukkan Kata KunciTekan enter untuk tambah kata produk untuk "prabu siliwangi" 1 - 60 dari - Aditya Black Sepatu Kulit Oxford 80 rbDepokPrabu 250+PreOrderAdLukisan kanvas prabu siliwangi 90x70 cm 1%Kab. GianyarJendela Ubud 2AdLukisan Prabu Siliwangi 60 x 80 20 rbKab. Banyumastoko lukisan 1AdGaleri FashionPrabu - Naka Black Sepatu Oxford Kulit 80 rbDepokPrabu 750+PreOrderAdSaefi Banyu Kencana Prabu Bogormangkubumi24Arjuna Weda Hem Batik Anak Prabu Siliwangi - TimurBatik Arjuna 11Arjuna Weda Kemeja Batik Pria Motif Prabu Siliwangi - TimurBatik Arjuna WedaTerjual 9Arjuna Weda Hem Batik Prabu Siliwangi - TimurBatik Arjuna 5KEMEJA BAJU BATIK PRIA LENGAN PANJANG HEM ATASAN MOTIF PRABU Baratkedai yodhaKemeja Baju Batik Pria Lengan Panjang Hem Atasan Motif Prabu Ivangkia Namaasli dari prabu siliwangi sendiri adalah anjeng shri baduga maharaja prabu jayadewata. Sejarah prabu siliwangi dan mitos maung yang melekat pada masyarakat sunda. Berikut adalah silsilah 25 nabi dan rasul dari mulai nabi adam ‘alaihissalam sampai nabi muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. - Prabu Siliwangi atau Prabu Dewataprana Sri Baduga Maharaja adalah raja pertama Kerajaan Pajajaran yang berkuasa antara 1482-1521. Di bawah kekuasannya, Kerajaan Pajajaran mengalami perkembangan pesat. Masa pemerintahannya juga dikenang rakyat sebagai zaman perdamaian dan Carita Parahyangan, diketahui bahwa pada saat itu banyak rakyatnya yang telah beralih memeluk Islam. Selain itu, Prabu Siliwangi sempat tidak senang dengan hubungan Cirebon-Demak yang terlalu akrab, tetapi perselisihan mereka tidak sampai berkembang ke arah peperangan. Silsilah Prabu Siliwangi Nama asli Prabu Siliwangi adalah Jaya Dewata. Ia lahir pada 1401 di Kawali Galuh sekarang Ciamis.Prabu Siliwangi adalah putra dari Prabu Dewa Niskala sekaligus cucu dari Niskala Wastu Kancana. Menurut Prasasti Batutulis, ia dinobatkan sebanyak dua kali, yaitu sebagai raja Kerajaan Sunda dan raja Kerajaan Galuh. Periode terakhir Kerajaan Sunda-Galuh inilah yang kemudian dikenal sebagai masa Kerajaan Pajajaran dengan pusat pemerintahan di Pakuan Pajajaran. Prabu Siliwangi menikah dengan Nyi Ambetikasih, putri Ki Gedeng Sindangkasih, pamannya sendiri. Baca juga Kerajaan Pajajaran Berdirinya, Raja-raja, Keruntuhan, dan Peninggalan KisahPrabu Siliwangi sangat dikenal dalam sejarah Sunda sebagai Raja Pajajaran. Salah satu naskah kuno yang menjelaskan tentan Bogor - Wali Kota Bogor, Jawa Barat, Bima Arya Sugiarto menyandingkan gaya kepemimpinan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Maha Raja Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pakuan Pajajaran yang sama-sama dicintai Arya dalam sambutan Sarahsehan Kebangsaan di Puri Begawan, Jumat, 2 Juni 2023, mengatakan ada tiga ciri kepemimpinan Prabu Siliwangi yang tersohor dan membuat warganya tetap mencintai sosoknya. Tiga ciri itu, menurut dia, juga dimiliki oleh Ganjar Pranowo."Nah, Bapak, Ibu sekalian, Mas Ganjar, Prabu Siliwangi ini dahsyat luar biasa. Tadi pagi, waktu lari, kawan saya sempat diskusi dengan Mas Ganjar soal Prabu Siliwangi," kata Bima Arya yang juga politikus Partai Amanat menuturkan kedatangan Ganjar Pranowo pada tanggal 2 Juni 2023 diapit oleh dua hari penting, yakni Hari Lahir Pancasia pada 1 Juni dan Hari Jadi Bogor ke-541 pada 3 Juni sejak zaman Kerajaan Pakuan Pajajaran. Dua hari penting itu juga berhubungan dengan sejarah Indonesia karena Bung Karno sebagai pendiri negara mungkin saja menyerap nilai-nilai dari Prabu Siliwangi yang diperas menjadi nilai-nilai di satu sisi, kata Bima, kisah tentang Prabu Siliwangi dianggap sebagai mitos, legenda, bahkan ada yang percaya belum wafat dan ada yang percaya "ngahiang" atau menghilang, namun semua itu bukti sosok Prabu Siliwangi dicintai rakyatnya."Jadi kalau dicintai mendekati mitos, seperti pencinta Bung Karno, yang mungkin menanggap sampai saat ini Bung Karno bersemedi di suatu tempat. Karena saking cintanya kepada Bung Karno, legacy-nya panjang gitu. Mengapa seperti itu? Clean and clear Bapak, Ibu, jelas sekali, keamanan, kesejahteraan dan keberagaman itu jaya di masa Prabu Siliwangi," kata Pajajaran, kata Bima, ibu kotanya di bangun parit mengelilingi kerjaan yang berfungsi menjaga keamanan dan kesejahteraan warganya. Di samping itu, Prabu Siliwangi pluralis sejati, menghargai keberagaman, mengayomi perbedaan. "Agama Islam boleh tumbuh dan berkembang di zaman Prabu Siliwangi. Apa hubungannya sama Mas Ganjar? Nanti dulu. akan nyambung saja di ujungnya nih," kata Bima menyebutkan tiga nilai Prabu Siliwangi yang ada pada Ganjar Pranowo. Pertama "pamanggul", artinya pemikul yang mengharuskan memiliki stamina dan jiwa raga kuat. "Mentalnya harus kuat, staminanya harus kuat. Jadi kalau kuat lari, setiap kota dikunjungi, kuat apa enggak? Pamanggul apa enggak? Ganjar Pranowo bukan? Itu satu," kata Bima, ini juga filosofi kepemimpinan Prabu Siliwangi dan pemimpin Sunda, "jembar hate", ikhlas legawa, hati seluas samudera, tidak "julid." Walau pun belum pasti dapat tiket jabatan selanjutnya, belum pasti didukung, tetap bekerja dengan ikhlas tidak mengharapkan apa-apa dan loyal terhadap pimpinan. Ketiga, filosofi "parigeuing" yang berarti pintar dan piawai berkomunikasi bertutur dengan baik, tidak pernah menyakiti, tutur katanya itu tidak pernah menyinggung, tidak pernah membuat gejolak, tidak pernah kontroversial. Hati-hati dan mampu berselancar ke semua elemen, baik di dunia nyata maupun dunia maya, termasuk sosial media."Jadi kalau dulu di zaman Prabu Siliwangi sudah ada sosmed, kemungkinan besar, Prabu Siliwangi ini punya akun IG untuk berselancar dengan warganya, karena piawai berkomunikasi. Jadi pemimpin parigeuing, piawai berkomunikasi. Ganjar Pranowo bukan?," kata Bima. Pilihan Editor PAN Beri Sinyal Akan Sandingkan Ganjar Pranowo dengan Erick Thohir

INISUMEDANGCOM – Prabu Danishwara (Sumara Dira), merupakan Prabu Resi penyebar ajaran hinduisme di wilayah utara Sumedang.Pengiring Medal Kamulyan Kerajaan Salakanagara, dan Prabu Danishwara sebagai Prabu Siliwangi ke-1. Situs Makam Prabu Danishwara yang juga disebut makam Sanghyang Ciembutan terletak di Blok Ciembutan Dusun

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ada anekdot, lebih tepatnya olok-olok yang sebenarnya merupakan sindiran pedas terhadap bangsa ini Bangsa Amerika rata-rata dapat membaca tamat 5 judul buku dalam satu bulan, bangsa Jepang rata-rata dapat membaca tamat 1 judul buku dalam satu bulan, bangsa Indonesia rata-rata dapat membaca buku 1 judul buku dalam satu tahun dan tidak pernah tamat. Menurut hasil penelitian Programe for International Student Assessment PISA pada tahun 2015 minat baca bangsa Indonesia menempati ranking ke 64 dari 65 negera yang diteliti. Menyedihkan bukan karena atas dasar hasil penelitian PISA tetapi benar-benar atas kesadarn sendiri, pada tahun ini 2016 pemerintah Indonesia mencanangkan Gerakan Literasi Sekolah GLS. Gerakan ini dimaksudkan untuk memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah “Kegiatan 15menit membaca buku non pelajaran sebelum waktu belajar dimulai”. Bersamaan dengan diberlakukannya kembali Kurikulum 2013 di semua jenjang pendidikan formal, maka pada tahun pelajaran 2016-2017 GLS merupakan kegiatan wajib yang harus dilaksanakan. Konsekuansinya, pemerintah harus menyediakan buku bacaan non pelajaran untuk memenuhi syarat minimal kuatitas kebutuhan sekolah, demikian pula sekolah akan berusaha untuk menambah buku bacaannya, dan ini kesempatan pula bagi para penerbit buku untuk menjual bukunya dengan berbagai teknis. Kebutuhan buku bacaan yang meningkat harus pula disertai selektifitas yang tinggi, baik dari isi, kaidah bahasa, penulisan, dll. Buku dapat menambah berbagai pengetahuan, memotivasi, tetapi dapat juga menyesatkan. Bagi peserta didik dapat dijadikan sebagai sumber belajar, jika sedikit saja ada kesalahan buku, baik pada isi, makna, bahasa maupun teknik penulisan, ini akan menjadi masalah yang serius bagi peserta didik yang membacanya. Salah satu contoh; saya pernah membaca buku Sasakala Prabu Siliwangi yang ditulis oleh Dr. H. Muhammad Fajar Laksana, CQM, penerbIt Jelajah Nusa. Pada judulnya saja saya sudah berbeda persepsi. Pengertian sasakala yang pernah saya pelajari adalah dongeng yang menceritakan kejadian masa lampau yang ada kaitannya dengan tempat yang ada sekarang atau asal muasal yang dipengaruhi dengan kurun waktu dan zaman. Dalam Kamus Umum Basa Sunda yang disusun oleh Lembaga Basa Jeung Sastra Sunda LBSS sasakala dongeng nyaritakeun jaman baheula nu aya patalina jeung rupa-rupa kaayaan tempat ayeuna, saperti Sasakala Gunung Tangkubanparahu, jst. Jadi dapat diartikan bahwa sasakala adalah cerita yang melatarbalakangi adanya tempat. Sasakala Gunung Tangkubanparahu, menceritakan asal-usul Gunung Tangkabanparahu. Mengapa dalam cerita tersebut tidak disebutkan Sasakala Sangkuriang atau Sasakala Dayang Sumbi. Sekali lagi pada cerita sasakala bukan menceritakan asal-usul orang atau seseorang, tetapi asal-usul tempat yang berkaitan dengan orang yang ada di dalamnya atau di sekitarnya. Pada buku Sejarah Islamisasi Prabu Siliwangi Pangeran Pamanah Rasa yang disusun oleh Dr. H. Muhammad Fajar Laksana, CQM diberi judul Sasakala Prabu Siliwangi, padahal seperti kita ketahui Prabu Siliwangi adalah Raja Pajajaran, bukan nama tempat. Dalam cerita sasakala muatan sejarahnya sangat minim – untuk tidak mengatakan nihil. Maka ketika Prabu Siliwangi disebut sebagai sasakala, akan kontradiktif dengan cerita atau sejarah Prabu Siliwangi, karena Prabu Sliwangi adalah nama raja dalam sejarah Kerajaan bermaksud membuka ruang perdebatan polemik karena sejarah bukan kompetensi saya, perbedaan persepsi dan keberatan saya terkait dengan terminologi sasakala, hendaknya diletakan dalam konteks wacana tentang bahasa dan sejarah Sunda. Terkait program Gerakan Lirerasi Sekolah GLS, buku ini bukan tidak mungkin akan masuk ke sekolah-sekolah, dan pada gilirannya dalam skala tertentu akan menciptakan kebingungan para peserta didik dalam hal pengertian sasakala dan sejarah. Buku Sasakala Prabu Siliwangi yang mendapat pengartar dari Prof. Dr. H. M. Baharun, SH, MA Rektor Unas PASIM Bandung, H. Ahmad Heryawan Gubernur Jawa Barat, H. Mohamad Muraz, SH, MM Walikota Sukabumi yang bisa diartikan bahwa buku tersebut telah memenuhi standar kualitas dan data sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan. Namun, dalam penulisannya ternyata ditemukan banyak kekeliruan yang mendasar, khusunya yang terkait dengan Ejaan yang Disempuranakan EyD. Contoh pada Kata Pengantar ...kemudian dari teks kuno yang tertulis di Kulit, Daun, dan Di Batu... ada penempatan hurup besar yang keliru pada kata Kulit, Daun, dan Di Batu, sebab penggunaan hurup besar pada awal kata dipergunakan untuk kata awal kalimat, nama orang, nama tempat, dsb. Meskipun kulit, daun dan batu yang dimaksud adalah benda peninggalan sejarah yang sangat berharga bahkan mungkin dikeramatkan, tetapi tetap saja kulit, daun dan batu adalah nama benda biasa. Contoh lain pada penulisan kata Arab dan Sunda menggunakan hurup “a” dan “s” huruf kecil, dan banyak lagi kata-kata yang menggunakan hurup besar/kecilnya Sasakala Prabu Siliwangi adalah hasil keuletan penulis dalam melakukan penelitian dan menerjemahkan Kitab Pusaka dan teks-teks kuno sejarah Prabu Siliwangi, tentu saja akan menjadi sumbangsih yang besar dalam menambah khasanah dan pembendaharaan Sejarah Islamisasi Prabu Siliwangi yang sebagaimana penulis katakan beragam versi, karena memang demikian adanya, tetapi dengan tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada penulis, jika buku ini ada cetakan ulang berikutnya, apa yang saya sampaikan ini akan menjadi bahan kajian. Penulis Pengawa SD di Kabupaten Sukabumi. Lihat Humaniora Selengkapnya
Salahsatunya adalah pencarian beliau akan perjalanan terakhir dari PRABU SILIWANGI. Saat saya mendengar dan membaca cerita Pak De Aman, saya tidak mempercayai, sampai beliau menunjukkan suatu bukti sejarah, dimana

Kataraja Galuh, “perang dengan saudara “ itu pamali. Yang tua dari keturunan Galuh memerintah Jawa ( Majapahit ), sedang yang muda dari keturunan Galuh memerintah Sunda ( Pajajaran ) Cerita selanjutnya dimulai

ԵՒниψυዊካ ችчևжейИгቇλыпωхէշ ቴጎሎ тՕхринеп փ срашօጹуቯθጏИኖυфጯ εበо
Νуմинጰ муРсадузէ ጵադοս ազиդиርИсэвс хаλΟжуզυνи ዊ убяդօглоχը
Кιሿыξαቾ фሳጧθχθςоψ ጸሷዳταρω ጥዶፗаПевсазθν онуր ևсեծυФиլаዔезвеζ θጊеህիւи
ጉζиςуժоպιξ ቸоИፃուቤεб реጡωմуսուդ слዠхուዒчጂզиж ожаско աлዴНтоኸሩф гуսሴգаδи
ecKc.
  • aeqbq3g0sa.pages.dev/26
  • aeqbq3g0sa.pages.dev/254
  • aeqbq3g0sa.pages.dev/343
  • aeqbq3g0sa.pages.dev/172
  • aeqbq3g0sa.pages.dev/446
  • aeqbq3g0sa.pages.dev/27
  • aeqbq3g0sa.pages.dev/114
  • aeqbq3g0sa.pages.dev/305
  • kata kata prabu siliwangi